-
Laki-laki itu menggila, dengan lagat membabi buta membawa seklewang arit tajam dan mengayunkannya leher orang-orang, siapapun yang berada di dekatnya akan ditebas tanpa kasihan.
Warga yang melihantnya lebih memilih melarikan diri daripada melerai, karena takut akan menjadi korban 'arit tajam' berikutnya.
Aku sedang pulang dari suatu tempat, saat tiba-tiba aku melewati pria gila yang baru saja menggorok leher seseorang.
Aku takut setengah mati, dan saat melihatku pria itu langsung mengejarku juga.
Aku menghambur ke arah rumah warga, dan saat itu dua orang remaja pemberani mencoba menghadang melindungiku, namun na'as mereka juga langsung menjadi korban penggorokan. Mereka tewas di tempat tapi aku masih saja berlari ke gang kecil, yang akhirnya diselamatkan oleh dua orang pria.
Pria yang satunya lehernya sudah terputus dan mengeluarkan banyak darah di depan mataku, namun pria yang satunya lagi dengan santai dan berani membawa golok tajam dan langsung menebas leher pria yang sedari tadi menggila itu.
Namun na'as pertarungan tak bisa dihindari.
Kedua Pria itupun tewas di tempat.
--
Darah membanjiri lokasi, dan aku masih di tempat itu ketika akhirnya polisi datang dan melakukan Olah TKP.
Aku adalah saksi yang harus menjelaskan apa yang kulihat pada penyidik.
Dan papa juga ada disana menanyakan satu hal.
"apa yang akan kau lakukan untuk menghilangkan trauma ini?"
dan aku menjawab "hanya harus melupakannya, dan memikirkan hal yang indah saja"
Papapun tersenyum.
Tapi, tiba-tiba saja pria menyeramkan itu hidup kembali.
Bentuknya seperti thor tanpa baju.
Seperti iblis, yang siap membalas dendamnya padaku.
Kufikir, iblis ini takkan mati dengan mudah, lawannya bukan manusia.
Iblis itu tiba-tiba saja terbang, menabrakkan kepalanya di sebatang pohon hingga berlubang.
Papa yang melihat itu, tak menyia-nyiakan kesempatan, di dekatnya berdiri Trapo listrik dan papa langsung meledakkan Trapo itu agar sang iblis juga ikut meledak, Hancur.
---
Tamatlah sudah,
Papa mengorbankan dirinya untuk meledakkan trapo bersamaan dengan iblis itu, Demi melindungiku.
Aku masih tercengang, tak bisa berkata-kata, semua kejadiannya begitu cepat.
Maafkan aku papa,bahkan sampai akhir papa masih mengorbankan nyawa untuk keselamatanku.
|
#Cerita ini berdasarkan mimpiku tadi malam. |