Barusaja,aku dapat pencerahan.
sepertinya bener deh,bukan cuma halu dari sisetan. Pencerahan tentang hari-hari yang kujalani kedepannya. Yang muncul dari pemikiranku sendiri. Well, sepertinya hidupku akan lebih baik,kalau suamiku gak ada. Aku akan lebih nyaman, teratur dan ter’arah kalau saja suamiku gak berada di keseharian hidupku lagi. Ya kan, Gimana enggak, Bayangin aja. Suamiku itu selain ngasih gaji yang gak seberapa dia gak ada gunanya. Ada ataupun tidak ada dia disampingku,gak ada efek spesialnya sama sekali. Aku sudah terlalu mandiri dalam segala hal. Sampai pada satu titik, aku gak butuh kehadirannya. Dan aku jadi gak bergantung atau berharap apapun darinya.
Dari pagi membuka mata, sampai malam hari mau memejamkan mata. Yang suamiku lakukan untukku itu yaa…. Gak ada. Membantu apapun itu tak ada. Yang ada,aku harus melayaninya dalam semua hal. Seolah anakku jadi ada 2. Aku yang lemah ini malah ngurusin dua kepala. Nyiapin makanan, belanja, masak, nyuci piring, nyuci baju, beresin rumah, merapikan apapun itu yang berantakan, ditambah lagi buka usaha, jualan, cari uang tambahan, belum lagi kalau ada masalah rumah, yang mikirin jalan keluarnya itu yaa “aku” –Hanya aku- Diriku sendiri-. Kalaupun mau dibincangkan baik-baik sama suami ,ujung-ujungnya malah aku disalahin. Yang terlalu boroslah, gampang diperdaya oranglah, inilah, itulah. Ya Allah MasyaAllah.. Ampunilah Dosaku ini Ya Allah..
Suamiku, aku lelah jiwa dan raga. Jujur saja, aku tak bisa begini seterusnya. Kau tak pernah bantu aku menghadapi sekecil apapun kesulitanku. Kala aku sakit,kau marah-marah dan keberatan menjagaku, apalagi menjaga anak kita. Tapi ketika kau sakit, kau berteriak memanggilku berkali-kali, minta aku pijatkan badanmu, minta ambilkan makanmu,minta melayanimu, bahkan berhubungan badan di saat aku sedang tak ingin sama sekali. Dulu, aku sampai trauma kau sentuh, karna kau memaksaku melayanimu di ranjang ketika aku sedang sakit. LALU KEDEPANNYA ENTAH APA LAGI.