'Tuhan belum
melaknat ketika memberikan bencana alam kepada umatnya. Tapi Tuhan benar-benar
Malaknat, Ketika terjadi Perceraian'
Selama Bekerja di Fotocopy. Saya sering mendapati orang datang dengan tujuan ingin menulis surat Cerai.
Tak tanggung-tanggung, kadang bisa 2kali dalam sehari orang meminta saya menuliskan surat cerai.
Tak tanggung-tanggung, kadang bisa 2kali dalam sehari orang meminta saya menuliskan surat cerai.
Surat yang saya tulispun bukan semacam surat Cerai Resmi dari Pengadilan, Hanya sebagai surat mentah, yang menjelaskan pernyataan bahwa sepasang suami istri telah sepakat untuk tak lagi bersama menjalin Rumah tangga.
contoh surat |
Yang jelas, Saya hanya bisa mendengar dan mengetik kata apapun yang mereka ingin saya tuliskan dalam surat perjanjian Cerai mereka.
Kalau boleh bicara, saya ingin sekali ikut campur dalam urusan perceraian mereka. Dimana yang sudah menikah bertahun-tahun dan memiliki 3 anak harus berpisah, hanya karna percekcokan antara 2 keluarga. Tak bisakah bayangkan saat bersama Suami / Istri mereka dulu saat mereka saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menjalani hidup bersama.
Cinta ini Soal Hati, Aku dan Kamu. Bukan soal Mereka.
Apakah Perceraian menjadi satu-satunya solusi yang bisa mereka Tempuh.
Tapi Pelik juga rasanya.
Saat seorang wanita, berbadan kurus dan wajah pucat. akhirnya datang dan memberanikan diri untuk bicara Cerai dengan pasangan hidupnya.
Setelah bertahun-tahun menikah tak dikaruniai anak, saat suaminya selalu marah dan memukul untuk setiap kesalahan kecil yang dilakukan sang istri.
Mungkin ini jalan terbaik, daripada harus menambah tahun demi tahun penderitaan, dengan seseorang yang tak lagi mencintai kita.
Dan dari sini saya mengerti. Inilah Kehidupan. setiap orang Menjalaninya, setiap orang melewati Fase susah dan senangnya, Hanya saja tak semua orang bisa Memahaminya.