Entri Populer

Minggu, 14 Februari 2016

Damar Ramadhan - Amanda Situmeang -Sasya Situmeang (Part 1)

Mereka bilang Damar itu Bocah aneh. Dia sering menyendiri, dan suka duduk di bangku Taman, yang letaknya sekitar 10 Meter dari Toilet sekolah.
Walaupun banyak tanaman Bunga, Tapi Aroma khas dari Toilet, sering tercium sengat jika seseorang duduk di bangku itu.
Dan entah kenapa Damar Ramadhan, suka duduk sendiri di tempat itu.
Pernah sesekali kuperhatikan expresinya yang tersenyum sendiri, dan itu membuatku ikut-ikutan menyebutnya Bocah aneh.
Tapi Damar, jauh di lubuk hatiku tersimpan keinginan yang besar untuk menjadi sahabatnya.
2 Tahun menjadi teman satu kelasnya dan membiarkan seisi sekolah menyebutnya Aneh. Itu membuatku iba sekaligus memahami kesepiannya.

..
Oh Ya. Perkenalkan namaku Amanda Situmeang.
Biar kata punya marga Batak, Jangan kira aku bisa bahasa Batak apalagi mengerti adat Budaya Batak.
Orang tuaku tidak mewarisi Adat itu, Ayah sudah 15 Tahun bekerja di Luar Negri. Sedangkan ibuku sudah 5tahun tinggal dijakarta.
Bahasa ibu mirip Betawi. Dan keluarga Kami layaknya orang pribumi yang berlagak kebulean di Tanah air Indonesia ini.
Tetanggaku saja heran, kebiasaan keluarga kami tidak mirip orang indonesia.
Setiap pagi makan Roti dan Susu, lalu malam makan sup sayuran. Jarang makan nasi yang umumnya menjadi makanan pokok orang Indonesia.

And for you information. Aku baru saja naik ke kelas 3Sma.
Dan bersekolah di Candika negri 17 Medan.
Meskipun seorang cewek, aku paling suka pelajaran yang melibatkan Fisik seperti Olahraga.
Bahkan aku menjadi satu-satunya siswa putri di kelas 3 yang ikut Eskul Bela Diri.

Kata Kakak pelatih Bela Diri, Seandainya seorang cowok Maka aku sudah bisa menjadi Preman yang malakin adek kelas.
Karna Gerakan Bela Dirinya Mantap. Cihuyy

Ah. Tapi ya Sudahlah.
Aku tetap ingin menjadi putri cantik yang suatu saat bisa bertemu pangeran tampan di istana Putih.
Dengan catatan sang pangeran itu benar-benar baik, Karna kalau pangerannya macem-macem langsung kena 'Watau.

Sore itu aku pulang sekolah sedikit lebih lama. Sekitar jam 3 Sore.
Dan aku Kaget melihat Suasana yang tak biasa itu. Rumahku ramai dengan orang-orang, dan terparkir sebuah Mobil Polisi di ujung Jalan.
'Ada Apa ini ?' Seribu tanya muncul di Kepalaku. Dan tanpa berfikir panjang,aku berlari ke arah Pintu.
Tapi orang-orang itu menghalangiku.
Dan sebuah kertas panjang kuning bertulis garis Polisi sedang terpalang dirumahku.

"PAK ADA APA INI PAK?" Pikiran Buruk langsung muncul dikepalaku tanpa diminta.
Kutarik lengan baju polisi itu dan mencoba menjelaskan "PAK, INI RUMAH SAYA, KENAPA DIPASANG GARIS POLISI"
Polisi itu memalingkan wajahnya, menatapku, lalu mencoba menjelaskan jika Telah terjadi perampokan yang menewaskan Adikku 'Sasya'.

BRUGH.
Berita itu sulit dipercaya. Sasya sudah beranjak Remaja.
 Usianya 15 Tahun, belum genap sebulan dari hari ulang Tahunnya kemarin. Ketika itu kami merayakannya dan Jalan-jalan ke Pasar Malam.

Belum tersadar dari Kekagetanku. Tiba-tiba ayah datang dan merangkulku. "Amanda.. Adikmu tewas manda.." disusul oleh ibu yang juga menangis terisak.

"Apa yang terjadi ayah.."

Memang Sulit Menerima semua ini, sasya adalah adikku satu-satunya.
 Tapi apapun yang Terjadi ini sudah Ditakdirkan oleh yang Kuasa. Dan kami sekeluarga harus menerimanya.
Aku Berang mengetahui pelaku pembunuh adikku berhasil meloloskan diri.

Dia membawa Tabungan Perhiasan mama yang disimpan dilemari senilai 30Juta.

Saat itu Aku Bersumpah. Akan Kutemukan Pelaku Pembunuh Adikku.

Bersambung....