Entri Populer

Senin, 30 September 2013

My boyfriend Childis


  1. "pokoknya aku mau putus dari kamu, aku sudah muak jadi pacar kamu. Kamu childis, enggak dewasa. Aku MUAK"
  2. Kacau. Akhirnya aku mengucapkan kata-kata yang sudah lama ingin kukatakan itu.
    "apa! kamu mau putus? Enggak bisa. Selama ini Kamukan yang memang gak pernah ngertiin aku, pokoknya gak ada yang bisa mutusin aku. kamu harus ikut aku sekarang!" Dengan kasar  iwan menarik lengan bajuku agar mau ikut dengannya.
    Aku melawan tapi tenaga iwan cukup kuat untuk kutepis, akhirnya aku menyerah.

    Ya, Selama ini iwan memang begitu. Kami sudah 6bulan berpacaran. Tapi iwan tetap saja egois. Sifat kekanakannya kadang membuatku ingin mengakhiri saja hubungan kami. Tapi di satu sisi justru sifat kekanakannya itu yang membuatku begitu menyukainya dan dulu aku begitu suka mendengar ucapannya yang radak cadel.

    ****
    Acara pensi sekolah empat bulan lalu telah mempertemukan kami. Ketika itu aku dan iwan ikut lomba pidato bahasa ingris. Dan yang lucunya saat menghafalkan pidato itu, sampai saat pengumuman lomba, aku dan iwan selalu bertemu dalam situasi yang sama. Duduk dibangku yang sama ketika menunggu nama kami dipanggil panitia, lalu makan siang di meja yang sama. sampai akhirnya kami pulang naik kendaraan umum yang sama. Ketika itu aku bersikap biasa, mungkin memang semuanya terjadi secara kebetulan.

    sampai ketika iwan mau turun dari kendaraan, aku sempat memperhatikannya dan ketika itu dia tersenyum.     'Akkkkkk' 
    Ternyata senyumnya sangat manis.  Aku baru menyadarinya setelah detik-detik terakhir kami akan berpisah. Ah…bodohnya aku, kenapa aku tidak menyadarinya. Cowok itu sangat Manis.

    Setelah siang  pertemuan kami itu, saat malam aku tak bisa memejamkan mata. Bukan! Aku tidak sedang insomnia. Aku masih terbayang pada senyuman iwan yang manis itu.
     "oh, maya" aku ingat panitia pensi bernama maya dan ketika itu aku langsung sms maya dan minta dikirimkan  nomor hp iwan.

    Aku menunggu balasan maya. Menunggu dan menunggu cukup lama, sampai hari hampir pagi maya membalas smsku dengan 12 digit angka. Dan oh aku sudah ded deg ser melihat nomor telfonitu. Nomor telfon iwan yang manis.

    'Hai iwan selamat pagi.. Nice Day yaa :)'
    'Nice day too.. Siapa ya?"
    'ini merry,  temen pidato semalam'
    'oh kamu ri, iya ya inget  :D'

    Yuph, bermula dari sms sesederhana itu aku dan iwan mulai akrab. Ternyata dia sangat lucu dan manja.ya, sebagai cewek aku memang lebih suka manjain daripada dimanja. Buatku, menjadi wanita mandiri adalah pilihan yang sudah kubulatkan sejak aku kehilangan sosok seorang ayah. Melihat mama yang begitu kuat dan tegar, otomatis menjadikanku mengikuti jejak mama. Aku menjadi sosok penyanyang pada adik2ku, dan aku juga akan menyayangi siapapun yang akan menjadi pacarku kelak.
    Dan sosok cowok manis seperti iwan adalah tipe cowok yang kucari selama ini.

    Aku memanggilnya beby dan iwan memanggilku cayang.
     

    ****
    Suasana kantin siang itu memang tampak sepi.

    "Cayang, suapin dong" iwan merengek minta disuapin makan siang.
    Sengaja. Ketika itu aku ingin mengerjainya dan menolak untuk menyuapinya.

    'PLAK'
    Tiba-tiba iwan memukul kuat meja yang ada di depan kami, sanking kuatnya makanan yang ada di meja sampai tumpah. Dan kuahnya mengenai lengan bajuku.

    "cayang jahat, sekarang gak mau lagi nyuapin beby" iwan langsung mengomel dan pergi.

    Ketika itu aku hanya tercengang melihat sikap iwan. Sungguh jika bukan pacarku, aku ingin sekali menghajarnya. kali ini kelakuan iwan benar-benar sudah keterlaluan. Padahal aku belum menjelaskan tadi itu hanya bercanda.

    "hey reni, beby kamu lagi mens ya. Kok kuliahat tadi sensi banget sihh" tiba-tiba suara temanku ira mengagetkanku.
    "eh,  kamu ra. Ngagetin aja. iyasih beby udah keterlaluan banget tadi. Padahal aku Cuma becanda loh. RESE"
    Sambil membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di meja. Aku menunduk dan mengacuhkan ira. Sebenarnya hatiku merasa kesal setengah mati, tapi aku menyembunyikannya karna aku masih sayang sama iwan.
    "udahlah ren, cowok kayak gitu putusin aja. Makan ati taukk.. Bagus kamu sama arya, kakak kelas kita yang cakep itu. Katanya dia pernah naksir kamu lo"
    "sialan kamu ra, aku kan sayang banget sama beby. gak mungkin lahh.. Lagian tadi aku yang salah kok. Week"
    Siang itu aku mencoba menghibur diri dengan ketawa ketiwi bareng ira. Dan aku berencana mau minta maaf sama iwan setelah pulang sekolah.

    ****
    "Beby, pulang bareng yuk". Kujegat iwan digerbang sekolah ketika semua murid berhamburan keluar ingin pulang.
    "Enggak, tadi cayang jahat" sambil berlalu mirip anak Tk, aku mengejar iwan dan meminta maaf.
    "maaf beby, tadi aku Cuma becanda. Oke, sekarang beby boleh ngajak aku kemana aja asal jangan marah lagi sama aku. Oke" kucubit pipi iwan yang chuby.  Dan iwan tersenyum kembali.
     

    2.
    That's what you get
    When you let your heart win, whoa
    Lagu paramore itu kembali berdering di Hpku.

    "Iss, siapa sih pagi-pagi begini udah nelfon-nelfon" dengan donkol aku mengangkat telfon itu. "Halo, siapa?"
    "ry, ini aku Dian" serak-serak dari ujung telfon aku mendengar suara yang tak asing, dan amat kurindukan.
    "hah, dian! OH ya ampun kapan pulang" seketika rasa ngantukku hilang.
    Ternyata Dian adithio, dia adalah sepupuku yang sudah 2 tahun tinggal diluar kota. Dan tanpa aku tau, hari ini dia sudah pulang kembali ke rumah. Dengan suara yang bersemangat dian memintaku untuk main kerumahnya lagi. Karna dulu kami sangat dekat akupun yang sudah lama merindukannyalangsung mengiyakan untuk kerumahnya siang ini.
    Oke, kubergegas keluar kamar, sebelum akhirnya handphone ku kembali berdering. Nama beby tertulis besar di layar hp.

    "Halo, beby. Ada apa?"
    "pagi cayang, pagi ini aku nelfon kamu karna mau nagih janji!"
    "Janji, janji yang mana?" dengan bingung aku mencoba mengingat janji apa yang sudah kubuat dengan beby.
    "jangan bilang kamu lupa ?"
    "Ah, enggak kok!" masih dengan pikiran yang mencoba mengingat. Ya, sebenarnya aku memang lupa. "jadi gimana beby.."
    "Tuh, kan hampir lupa. Kan chayang bilang hari ini kita mau ngedate."
    JLEB, ya ampun aku lupa. Seminggu yang lalu aku janji mau jalan sama beby. Tapi hari ini aku udah bilang mau kerumah Dian.


     

    bersambung..