"pokoknya aku mau putus dari kamu, aku sudah muak jadi pacar kamu. Kamu childis, enggak dewasa. Aku MUAK"
Kacau. Akhirnya aku
mengucapkan kata-kata yang sudah lama ingin kukatakan itu.
"apa! kamu mau
putus? Enggak bisa. Selama ini Kamukan yang memang gak pernah ngertiin aku,
pokoknya gak ada yang bisa mutusin aku. kamu harus ikut aku sekarang!"
Dengan kasar iwan menarik lengan bajuku
agar mau ikut dengannya.
Aku melawan tapi
tenaga iwan cukup kuat untuk kutepis, akhirnya aku menyerah.
Ya, Selama ini iwan
memang begitu. Kami sudah 6bulan berpacaran. Tapi iwan tetap saja egois. Sifat
kekanakannya kadang membuatku ingin mengakhiri saja hubungan kami. Tapi di
satu sisi justru sifat kekanakannya itu yang membuatku begitu menyukainya dan
dulu aku begitu suka mendengar ucapannya yang radak cadel.
****
Acara pensi sekolah
empat bulan lalu telah mempertemukan kami. Ketika itu aku dan iwan ikut lomba
pidato bahasa ingris. Dan yang lucunya saat menghafalkan pidato itu, sampai
saat pengumuman lomba, aku dan iwan selalu bertemu dalam situasi yang sama.
Duduk dibangku yang sama ketika menunggu nama kami dipanggil panitia, lalu
makan siang di meja yang sama. sampai akhirnya kami pulang naik kendaraan umum
yang sama. Ketika itu aku bersikap biasa, mungkin memang semuanya terjadi
secara kebetulan.
sampai ketika iwan
mau turun dari kendaraan, aku sempat memperhatikannya dan ketika itu dia
tersenyum. 'Akkkkkk'
Ternyata senyumnya
sangat manis. Aku baru menyadarinya
setelah detik-detik terakhir kami akan berpisah. Ah…bodohnya aku, kenapa aku
tidak menyadarinya. Cowok itu sangat Manis.
Setelah siang pertemuan kami itu, saat malam aku tak bisa
memejamkan mata. Bukan! Aku tidak sedang insomnia. Aku masih terbayang pada
senyuman iwan yang manis itu.
"oh, maya" aku ingat panitia pensi
bernama maya dan ketika itu aku langsung sms maya dan minta dikirimkan nomor hp iwan.
Aku menunggu
balasan maya. Menunggu dan menunggu cukup lama, sampai hari hampir pagi maya
membalas smsku dengan 12 digit angka. Dan oh aku sudah ded deg ser melihat
nomor telfonitu. Nomor telfon iwan yang manis.
'Hai iwan selamat
pagi.. Nice Day yaa :)'
'Nice day too..
Siapa ya?"
'ini merry, temen pidato semalam'
'oh kamu ri, iya ya
inget :D'
Yuph, bermula dari
sms sesederhana itu aku dan iwan mulai akrab. Ternyata dia sangat lucu dan
manja.ya, sebagai cewek aku memang lebih suka manjain daripada dimanja.
Buatku, menjadi wanita mandiri adalah pilihan yang sudah kubulatkan sejak aku
kehilangan sosok seorang ayah. Melihat mama yang begitu kuat dan tegar,
otomatis menjadikanku mengikuti jejak mama. Aku menjadi sosok penyanyang pada
adik2ku, dan aku juga akan menyayangi siapapun yang akan menjadi pacarku
kelak.
Dan sosok cowok
manis seperti iwan adalah tipe cowok yang kucari selama ini.
Aku memanggilnya
beby dan iwan memanggilku cayang.
****
Suasana kantin
siang itu memang tampak sepi.
"Cayang,
suapin dong" iwan merengek minta disuapin makan siang.
Sengaja. Ketika itu
aku ingin mengerjainya dan menolak untuk menyuapinya.
'PLAK'
Tiba-tiba iwan
memukul kuat meja yang ada di depan kami, sanking kuatnya makanan yang ada di
meja sampai tumpah. Dan kuahnya mengenai lengan bajuku.
"cayang jahat, sekarang gak mau lagi nyuapin beby" iwan langsung mengomel dan pergi.
"cayang jahat, sekarang gak mau lagi nyuapin beby" iwan langsung mengomel dan pergi.
Ketika itu aku
hanya tercengang melihat sikap iwan. Sungguh jika bukan pacarku, aku ingin
sekali menghajarnya. kali ini kelakuan iwan benar-benar sudah keterlaluan.
Padahal aku belum menjelaskan tadi itu hanya bercanda.
"hey reni,
beby kamu lagi mens ya. Kok kuliahat tadi sensi banget sihh" tiba-tiba
suara temanku ira mengagetkanku.
"eh, kamu ra. Ngagetin aja. iyasih beby udah
keterlaluan banget tadi. Padahal aku Cuma becanda loh. RESE"
Sambil membersihkan
sisa-sisa makanan yang ada di meja. Aku menunduk dan mengacuhkan ira.
Sebenarnya hatiku merasa kesal setengah mati, tapi aku menyembunyikannya karna
aku masih sayang sama iwan.
"udahlah ren,
cowok kayak gitu putusin aja. Makan ati taukk.. Bagus kamu sama arya, kakak
kelas kita yang cakep itu. Katanya dia pernah naksir kamu lo"
"sialan kamu ra, aku kan sayang banget sama beby. gak mungkin lahh.. Lagian tadi aku yang salah kok. Week"
"sialan kamu ra, aku kan sayang banget sama beby. gak mungkin lahh.. Lagian tadi aku yang salah kok. Week"
Siang itu aku
mencoba menghibur diri dengan ketawa ketiwi bareng ira. Dan aku berencana mau
minta maaf sama iwan setelah pulang sekolah.
****
"Beby, pulang bareng yuk". Kujegat iwan digerbang sekolah ketika semua murid berhamburan keluar ingin pulang.
"Enggak, tadi cayang jahat" sambil berlalu mirip anak Tk, aku mengejar iwan dan meminta maaf.
"maaf beby, tadi aku Cuma becanda. Oke, sekarang beby boleh ngajak aku kemana aja asal jangan marah lagi sama aku. Oke" kucubit pipi iwan yang chuby. Dan iwan tersenyum kembali.
****
"Beby, pulang bareng yuk". Kujegat iwan digerbang sekolah ketika semua murid berhamburan keluar ingin pulang.
"Enggak, tadi cayang jahat" sambil berlalu mirip anak Tk, aku mengejar iwan dan meminta maaf.
"maaf beby, tadi aku Cuma becanda. Oke, sekarang beby boleh ngajak aku kemana aja asal jangan marah lagi sama aku. Oke" kucubit pipi iwan yang chuby. Dan iwan tersenyum kembali.
2.
That's what you get
When you let your heart win, whoa
Lagu paramore itu
kembali berdering di Hpku.
"Iss, siapa sih pagi-pagi begini udah nelfon-nelfon" dengan donkol aku mengangkat telfon itu. "Halo, siapa?"
"ry, ini aku Dian" serak-serak dari ujung telfon aku mendengar suara yang tak asing, dan amat kurindukan.
"hah, dian! OH ya ampun kapan pulang" seketika rasa ngantukku hilang.
Ternyata Dian adithio, dia adalah sepupuku yang sudah 2 tahun tinggal diluar kota. Dan tanpa aku tau, hari ini dia sudah pulang kembali ke rumah. Dengan suara yang bersemangat dian memintaku untuk main kerumahnya lagi. Karna dulu kami sangat dekat akupun yang sudah lama merindukannyalangsung mengiyakan untuk kerumahnya siang ini.
Oke, kubergegas keluar kamar, sebelum akhirnya handphone ku kembali berdering. Nama beby tertulis besar di layar hp.
"Halo, beby. Ada apa?"
"pagi cayang, pagi ini aku nelfon kamu karna mau nagih janji!"
"Janji, janji yang mana?" dengan bingung aku mencoba mengingat janji apa yang sudah kubuat dengan beby.
"jangan bilang kamu lupa ?"
"Ah, enggak kok!" masih dengan pikiran yang mencoba mengingat. Ya, sebenarnya aku memang lupa. "jadi gimana beby.."
"Tuh, kan hampir lupa. Kan chayang bilang hari ini kita mau ngedate."
JLEB, ya ampun aku lupa. Seminggu yang lalu aku janji mau jalan sama beby. Tapi hari ini aku udah bilang mau kerumah Dian.
"Iss, siapa sih pagi-pagi begini udah nelfon-nelfon" dengan donkol aku mengangkat telfon itu. "Halo, siapa?"
"ry, ini aku Dian" serak-serak dari ujung telfon aku mendengar suara yang tak asing, dan amat kurindukan.
"hah, dian! OH ya ampun kapan pulang" seketika rasa ngantukku hilang.
Ternyata Dian adithio, dia adalah sepupuku yang sudah 2 tahun tinggal diluar kota. Dan tanpa aku tau, hari ini dia sudah pulang kembali ke rumah. Dengan suara yang bersemangat dian memintaku untuk main kerumahnya lagi. Karna dulu kami sangat dekat akupun yang sudah lama merindukannyalangsung mengiyakan untuk kerumahnya siang ini.
Oke, kubergegas keluar kamar, sebelum akhirnya handphone ku kembali berdering. Nama beby tertulis besar di layar hp.
"Halo, beby. Ada apa?"
"pagi cayang, pagi ini aku nelfon kamu karna mau nagih janji!"
"Janji, janji yang mana?" dengan bingung aku mencoba mengingat janji apa yang sudah kubuat dengan beby.
"jangan bilang kamu lupa ?"
"Ah, enggak kok!" masih dengan pikiran yang mencoba mengingat. Ya, sebenarnya aku memang lupa. "jadi gimana beby.."
"Tuh, kan hampir lupa. Kan chayang bilang hari ini kita mau ngedate."
JLEB, ya ampun aku lupa. Seminggu yang lalu aku janji mau jalan sama beby. Tapi hari ini aku udah bilang mau kerumah Dian.
bersambung..