Entri Populer

Rabu, 04 September 2013

LIAR {1}

"ADAM, WAKE UP"
Aku mendengar samar, suara pria yang dulu membuatku jatuh cinta sedang berbisik padaku.
Perlahan kubuka mata kulihat dihadapanku jam beker mini, hanya ada suara detik jam yang menunjukkan pukul 2 dini hari.

"Adam, listen me"
Sekali lagi kudengar suara orang asing itu. Dan sekarang aku sadar itu bukan mimpi. Kubuka jendela kayu yang tepat menyerempet di samping kanan ranjangku.

"hey, how are you son?"
Ya, sudah kuduga dia datang lagi. Orang asing yang pernah membawaku jalan-jalan ke bali selama 2 minggu dan membawaku kembali ke Makasar dengan sejumlah imbalan atas pekerjaan kotorku sebagai pelacur.
Aku memanggil pria asal kanada ini dengan sebutan dedy dan dia memanggilku son. Bukan karna ayah dan anak tapi karna kenyataan di bali para kaum gay memanggil dedy pada pacar tuanya.
Usiaku masih 17tahun, jauh di bawah usia dedy yang sudah 35 tahun.

"Dedy, what are you do__"
Belum selesai kumengatakan keherananku, dedy langsung menerobos jendela kamarku. Memang jerjak bambu yang menyekat jendela ini sudah lapuk dan dengan sentuhan otot dedy yang kuat bambu itu langsung patah dan membuatnya tampak luas untuk diterobos dedy.
 
"I miss you son"
Dedy meletakkan kedua telapak tangannya di pipiku, dan menatapku lembut. Tatapan yang dulu pernah meluluhkanku. Sebuah tatapan yang pernah menjebak hatiku hingga menjadi Gay sejati. Aku tak pernah bisa menghindari tatapan itu. Aku memang tulus jatuh cinta pada dedy.
Aku langsung memeluk dedy, dedy menyambut pelukan itu dengan sangat erat, berulang kali kata miss you terucap ketika dedy mencumbuku, menciumi leher, perut dan dadaku.
Dan ya, kami  bercinta malam ini.

[flashback]
"Dam, kamu sudah besar,  sudah saatnya kamu memilih jalan hidupmu. Tante hanya bisa memberimu pilihan untuk tetap tinggal disini atau kau boleh pergi kemanapun kau mau. Bawalah semua warisan ibumu"
 Sebagai adik mama satu-satunya tante dian memang begitu menyayangiku. Setelah mama meninggal  hanya tante dian satu satunya keluarga yang kupunya. Tante  dian berumur 32tahun, tapi dia belum menikah. Aku tak tau apa sebabnya, yang kutau hanya tente dian satu satunya keluargaku.
Ayah, kakek- nenek, aku bahkan tak pernah melihat wajah mereka. Karna mama melahirkanku dan menjagaku sebagai orang tua tunggal. Selama ini yang kutau, mereka sudah meninggal dunia.

Akhirnya aku memilih tinggal di makasar, tempatku pernah dilahirkan dulu. Aku kembali menempati rumah yang dulunya pernah menjadi tempat mama membuka usaha 'warung kecil'. Aku selalu merasa damai disini, aku pernah merasakan masa kecil yang begitu indah, dan itulah sebabnya aku ingin kembali ke makasar dan meninggalkan tante dian di bekasi.
Disini Aku hanya membawa beberapa juta uang peninggalan mama dan perhiasan yang dulu pernah menghiasi tangan dan jemari mama. Aku bersumpah tak akan menjual perhiasan itu sesusah apapun keadaanku nanti.beruntung Aku sudah tamat Sma, dan mungkin dengan mengandalkan ijazah Sma, aku bisa memulai kesuksesanku dari Nol.

---
Jam terus berdetak, hari berganti hari, minggu, bulan dan tahun saling berkejaran, menjadikan semua yang kulalui sejak memutuskan untuk tinggal sendiri di makasar menjadi masa lalu. Aku belum juga mendapat pekerjaan pasti, aku pernah kerja di rumah makan padang, namun itu hanya berlangsung satu minggu. Aku dipecat karna beberapa kali melakukan kesalahan memecahkan piring, aku juga pernah bekerja beberapa bulan menjadi kuli bangunan. Tapi setelah bangunan itu selesai aku kembali tak punya pekerjaan. Kini aku tau betapa susahnya mencari sesuap nasi, kini aku bisa merasakan betapa kejamnya dunia jika kita hidup sendiri dan tanpa pendidikan tinggi. Aku sampai mengatur jadwal makanku hanya 1kali sehari agar aku bisa hidup lebih hemat.

Sampai suatu malam, rumah kecilku terasa begitu panas. Cuaca memang sedang plinplan, kadang terasa begitu panas, hingga aku ingin membuka semua baju dan kadang hujan turun tanpa henti hingga aku begitu kedinginan merasakan tetesan air, yang sedikit-sedikit menembus atapku.
Akhirnya aku memutuskan untuk keluar rumah dan berjalan-jalan, karna tak ada kendaraan di jam 4subuh, akupun berjalan kaki dan menusuri setiap jengkal rumah yang semuanya tampak sepi karna penghuninya sedang istirahat.
Di ujung jalan, ada sebuah tempat yang tampak terang, sepertinya itu sebuah tempat makan. aku mendatanginya dan berharap bisa membeli minuman untuk menyegarkan tenggorokan. Sampainya di sana, aku kaget mendapati sekumpulan wanita cantik sedang berlenggok diatas sebuah panggung yang kecil, sepertinya itu meja yang disusun jajar. Para wanita itu menari striptis nyaris tanpa busana, aku tercenung sejenak.

"Dek, boleh lihat Ktpnya"
Seseorang yang tampak sangar tiba-tiba memukul pundakku dan meminta agarku menunjukkan Ktp.

"saya tak punya Ktp pak" sambil ku menjawab pelan. Aku mencoba melarikan diri, aku menegerti ini adalah tempat untuk orang dewasa. Mungkin syarat untuk bisa bergabung dengan mereka adalah memperliahtkan Ktp.
'brugh' preman itu tiba-tiba menendang punggungku hingga aku terjungking.

"Ahg"
Aku ingin berdiiri namun tiba-tiba datang dua orang preman lagi yang menarik paksa kedua tanganku. Sesuatu didekap dihidungku.  Entah-apa-itu, aku menghirupnya dan aku sudah tak ingat apa-apa lagi.

'Byurr' air dingin itu menyiram wajahku hingga aku terbangun.
Kulihat di sekelilingku, 3 orang laki-laki yang mungkin seumuranku sedang disekap dalam keadaan yang sama. kaki dan tangan kami diikat sebuah tambang yang kuat.
"berdiri kamu" teriak seorang wanita dari jarak jauh. Yang membuatku memusatkan perhatian padanya.
Seorang wanita setengah tua yang masih tampak cantik sedang berjalan menggunakan rok mini dan tentengan rokok ditangannya.

"jadi ini anak barunya, ayo ikut sama mami" wanita itu menarik kerah bajuku. Memintaku berdiri dengan halus dan Perlahan aku dibawa ke sebuah ruangan, di tempat ini hanya ada aku dan wanita aneh ini.

"jimmy, lepas talinya" wanita itu memerintahkan seorang perman untuk melepaskan tali yang melingkariku.

Bisa kurasakan kepalaku yang msih pusing akibat bius yang membuatku tak sadarkan diri.

"oke sayang, jika kamu berada disini itu artinya kamu tak akan bisa keluar dari sini"
Aku menatap wanita itu diam, sesekali dia menghisap rokoknya.
"begini, jika kamu ingin bekerja dengan mami, mami akan membantumu untuk kaya. Tapi jika tidak, jimmy akan jual kamu untuk jadi budak di luar negri."sambil menunjuk seorang pria yang sedang berdiri di depan pintu. Wanita itu tertawa lebar dan bertanya
"Gimana? "

Aku memikirkan cara untuk selamat dan bisa lari dari tempat ini. Tanpa berfikir aku menyetujui kesepakatan aku dan mami.

"ini uang buat kamu, pergilah kedistro dan beli baju bagus. Nanti malam mami akan kenalkan kamu pada  orang penting" sambil menyerahkan beberapa lembar uang seratus ribu wanita itu berlenggok meninggalkanku dan seorang pengawalnya, wanita itu kini menghampiri 3 pria tanggung yang masih disekap. Aku yakin dia juga akan membuat kesepakatan yang sama.

Aku pergi dalam keadaan kepala pusing dan dilema luar biasa. Seorang pengawal yang sangar itu selalu membuntuti kemanapun aku pergi.
Entah kejadian apa yang telah menimpaku. Aku hanya mencoba memaknai ini sebagai tarian takdir.

---
Ketika malam tiba mami memperkenalkanku dengan deni, pria berbadan tinggi dan berkulit putih. Beberapa menit kami mengobrol, lalu mami meninggalkanku dengan pria itu.
Aku tak pernah mengalami ini sebelumnya, aku sadar ini adalah dunia prostitusi. Tapi sekali lagi aku menganggap ini sebagai tarian takdir, yang belum bisa ku menghindarinya.
Aku menemani deni yang kelihatan sangat baik itu, tatapan matanya sayup dan manja. Jujur saja aku geli melihat mata laki-laki yang lembut seperti itu
Dan aku yang normal tak mungkin melakukan hubungan seks pada seorang laki-laki, yang bahkan baru ku kenal. 

Lalu..

#Bersambung..