Entri Populer

Kamis, 24 Januari 2019

IBA

Sore hari, jalan-jalan ke T-Garden sama sepupuku Rani.

Ya.. cukup asik sih.

Tapi kok ada yang kurang karna sebelumnya aku pernah datang ke tempat itu bersamamu.

Kami mengambil banyak foto. Foto indah yang dijepret bergantian. Karna wanita adalah objek, yang selalu ingin terlihat Cantik. Ingin terlihat indah.

Fikiranku terngiang kembali.

Aku selalu tersenyum dan bertingkah manja jika berada disampingmu. Karna lebih dari segalanya.  Aku tidak mampu menutupi ekspresi bahagiaku saat kita jalan-jalan.

Sang Logika bermain => Keegoisanku membuatku membencimu jika sampai kau mengenal wanita dan bertingkah hampir sama seperti yang kau lakukan padaku.

Cemburuku padamu sangat besar..

Karna aku pernah merasakan Cintamu yang juga besarr..

Jika masih mengenalku, aku harap kau tidak memanjakan siapapun selain aku. Aku Mencintaimu.

-

Detik-detik sebelum pulang, panggilan Video Via Wa darimu masuk.

Aku mengangkatnya dan melihatmu sedang jualan Durian. Kau melihatku berdandan dan ada rani.

Kamu bertanya sedang dimana ?

‘Nanti cintaku diambil orang’

Dibalik kata-kata yang sederhana begitu, aku tau tipe orang sepertimu menghayatinya sampai menjadi luka.

Aku mengikuti permintaan hatiku untuk mengunjungi tempatmu jualan di depan Cfc.

Kamu sering mengajakku, tapi aku tidak pernah bisa. Dan mumpung sama rani. Kuajak dia kesana, bermodalkan bertanya pada Google Maps.

Kami lewat Kebun Binatang. Mungkin ini jalan belakang.

Syukurnya gak kesasar.

Lokasi Jualanmu persis di samping Cfc. Aku langsung melihatmu begitu lihat ada yang jualan Durian di pinggir jalan.

Aku merindukanmu.

Saat kita mulai bicara, aku merasa aku kok kasihan padamu.

Kulihat penampilanmu yang lusuh itu. Baju, topi, celana dan sepatu. Semuanya tampak lusuh.

Aku benar-benar simpati dan iba.

Inikah orang yang aku Cintai “?

Sesusah inikah hidup yang biasa dijalaninya.

Tuhan, jika dia memang pekerja keras. Anugrahkanlah pekerjaan yang sesuai hasil dengan keringatnya.

Laki-laki muda ini, kenapa tidak punya gengsi. Apakah dia membuang jauh gengsi itu.

Demi apa ?

Demi hidupnya di masa depan ?

Atau demi aku ?

Ah TOLOL.

Kamu dilahirkan di Dunia yang sangat kasar, Kamu terlalu keras buat aku. (Klasik taik-taik pukimak)

Kamu pegang tanganku,lalu cium, Cubit pipiku, memeluk dan merangkul hatiku.

Membuatku meleleh dan bahagia. Tapi aku kok merasa Resah.

Hati ini kok malah makin Rapuh.

Seperti merasa, aku memang akan menjadi bebanmu kelak.


Tanpa diinginkan juga aku jadi memikirkan Dion.

Rasa ini pernah singgah padaku. Mirip tapi tidak sama persis.

Ketika aku menyayangi Dion Sembiring.

Kondisinya Lusuh, kumal, dan terhina.

ketika melihatnya membuatku sangat  kasihan.

Kenapa dia harus terlahir sebagai kaum bernasip Susah.

Tapi saat aku duduk disana, dia bisa tersenyum indah, seolah segalanya baik-baik saja.  

Menghujaniku dengan kata-kata manis yang terangkai dari hati.

Otomatis tersentuh haru.

‘Cintaku, jangan terlalu memaksakan diri. Untuk memperjuangkanku. Banyaklah Berdoa. Jikapun kita tidak bisa bersama di Dunia ini. Semoga di Kehidupan Abadi, kita bisa dipertemukan Kembali’.

Amin.

Hatiku, tidak ada yang tau hatiku. Hatiku sangat mencintaimu.

Sampai, seandainyapun tidak bersama, aku sanggup mengikhlaskan itu.

Hatiku sudah pernah menikah denganmu.

Jadi untuk kebahagiaan yang tak lama itu. Aku Ucapkan Terimakasih yang Manis dan Selamat tinggal yang Indah.