Entri Populer

Kamis, 07 November 2013

Drag Love (cuplikan cerpenku yang gagal)

"Dia adalah pemimpin kelompok zeiz, namanya riswam. Dia adalah pemimpin kelompok yang berbahaya. Jika berhasil menangkapnya hidup atau mati maka kasus ini akan terpecahkan" wanita itu berucap serius didepan sebuah layar  lcd besar. Menampilkan sebuah foto yang katanya bernama riswam. Sambil menunjuk-nunjuk pada hidung besar yang tertera di foto, wanita yang ternyata seorang mata-mata polisi itu, Menjelaskan beberapa informasi yang telah diketahuinya. Dari hasil pendekatan dengan 5 orang anak buah riswam.
Ruangan itu memiliki meja panjang yang mirip dengan ruang meeting.  2 orang wartawan yang berada di ruangan itu sibuk menulis dan memotret foto. Sedang 3 orang petinggi polisi dan agent mata-mata lainnya terlihat serius menghafalkan wajah yang tertampil di foto.

Diruang yang lainnya, para programing sibuk di depan layar monitor menyebarkan foto melalui internet sebagai buron polisi yang sedang dicari.

Informasi personal:
Pria ini bernama riswam, dia adalah ketua kelompok zeiz. Seorang yang menjadi otak penculikan dan perdagangan 120  anak di daerah barat indonesia. Orang ini pernah merampok bank internasinal dan beberapa toko elektronik. Pria ini didampingi oleh 5 orang kaki tangannya, dan mereka telah melakukan banyak kasus pembunuhan dalam setiap menjalankan aksinya.

***
Di sisi lain seorang wanita sedang mengisi peluru pada senjatanya, nanti malam dia akan menggunakan senjata itu untuk menghadapi para bandar narkoba yang mungkin akan melawannya. Wanita itu sudah terlatih, bekerjasama dengan polisi setempat dalam aksi penggerebekan gudang narkoba. Malam nanti. Wanita yang bernama dian itu harus kembali waspada, beradu peluru dengan para penjahat besar. Tapi rasa takut itu sudah lenyap. Yang ada di otaknya kini, hanya bekerja mengabdi pada kepolisian. Itu impian dian sejak ayahnya meninggal dan mewasiatkan padanya harapan untuk menjadi polisi.
Dian belum menjadi polisi, tapi kemahirannya dalam beladiri membuat polisi mempertimbangkan dian untuk menjadi bagian dari tangan kanan mereka.

Saat malam hari tiba, 7 orang tim termasuk dian berpencar mengelilingi gudang narkoba itu. Gudang, tapi lebih mirip apartemen kecil itu terlihat gelap dan tenang dari luar. Tapi berdasarkan penyelidikan polisi mendapati bukti gudang itu berisi ratusan kilo sabu dan obat-obatan terlarang yang diproduksi sendiri.

Secara hati-hati dian masuk melalui jendela kecil yang sangat pas untuk tubuhnya yang kurus. Dian berusaha tak membuat suara agar para pelaku tidak kabur dan lari menyadari kehadirannya. Sebuah lorong kecil diantara tumpukan kardus tinggi, membuat tempat itu tampak semakin gelap. Dian berjalan perlahan melewati lorong itu, membawa pistol di tangannya dan menatap dengan waspada.

'brugh'
Tiba-tiba dari arah belakang seseorang pria memukul pundak dian. Tapi untungnya dian menundukkan badannya dan pukulan itu tidak menyakitinya.
Dian membalikkan badannya, menarik tangan orang itu lalu mengarahkannya pada ujung tembok dan menjedutkan kepalanya.  Hanya satu kali hantaman orang itu sudah terlihat mau pingsan.
'Akhh' sambil memekik keras dian meninggalkan pria itu.
Ruangan yang tampak gelap itu tiba-tiba disinari sedikit cahaya lampu neon kuning. Saat dian mencoba mendekat arah lampu.
'dor, dor,dor' suara tiga kali tembakan terdengar di sisi kanan dian.
Dian menjatuhkan badannya kebawah menghindari tembakan. Saat dian ingin membalas menembak,  'dor' tiba-tiba seorang polisi lainnya sudah menembak dari arah belakang dian. Dan tepat mengenai tangannya, orang itu kembali terjatuh. Dian menoleh pada polisi muda dibelakangnya.
"thanx" dengan penuh keringat dian berdiri dari posisinya.

Keesokan paginya, penggerebekan malam itupun berhasil. Dian merasa puas dan juga seluruh polisi yang ikut bertindak. Dianpun kembali kerumah menjalani aktifitasnya seperti biasa. Sampai ada panggilan tugas lagi dian akan beristirahat.



{2}

"jangan dian, kaupikir apa? itu bisa membunuhmu juga membunuh anak-anak itu. dan aku tak ingin memikirkan banyak hal karna dirimu lagi" laki-laki itu berteriak. Wajahnya merah padam.
"tapi ini sudah menjadi tugasku. Aku harus menghadapi zeiz dan menyelamatkan para korban" dian menjawab ngotot. Dian tidak peduli walaupun yang melarangnya saat itu adalah kekasihnya sendiri.
"dian, tapi aku mencintaimu. Aku ingin kau berhenti dari pekerjaanmu. Kau bukan polisi. Itu bukan tugasmu. Aku tak ingin hal buruk apapun menimpamu." sambil menatp mata dian, lelaki itu berubah sendu.
Dian hanya diam dan berlalu  meninggalkan kekasihnya.

Dian sudah tiga tahun berpacaran dengan sandi. Mereka bertemu pada malam pergantian tahun. Dan mereka saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Dian sudah menjadi tangan kanan polisi sejak pertama kali mereka bertemu. Dan ketika sandi tau pekerjaan dian, sesungguhnya dia tak ingin pekerjaan berbahaya itu dijalani oleh dian. Tapi dian tak ingin berhenti, karna dia menyukai pekerjaannya.


Buntu...