Ibuku punya ciri-ciri orang munafik.
Tanpa sadarnya, ibu membawa kemunafikan itu kemanapun kakinya melangkah.
Faktanya, seorang sarjana Agama tidak menjamin "Paham Agama".
Entah apa yang diajarkannya pada anak-anak mengingat posisinya juga seorang guru.
Ingatkah ciri orang munafik.
Jika berbicara maka berbohong, jika berjanji maka mengingkari, jika diamanah maka menghianat. Tepat itulah ibuku.
Tanpa mengurangi dan melebihkan.
Inilah fakta yang bisa dibuktikan yang memang ada dalam diri ibuku.
Contoh kasus,
Sejak Ditipu Dukun, ibu selalu pontang panting cari pinjaman uang pada orang-orang.
Dulu, saudara-saudara ibu selalu minjam uang padanya tanpa ada niat ingin membayar. Tapi ibu selalu diam saja karna mereka masih saudara.
Dengan konsep yang sama. Ibu yang seorang Pegawai Negri, Guru Agama dan juga ketua perwiritan, membawa gelar itu untuk mengambil kepercayaan orang
agar meminjamkannya uang.
Tanpa ada niat untuk membayar. Berharap orang-orang akan diam seja, mengingat dia terkenal dengan gelar 'ibu sempurna' itu dikampung.
Dia memang ibuku.
Aku menghormatinya.
Tapi yang kukatakan ini adalah fakta yang bisa dibuktikan.
Aku tidak menjelekkannya tanpa fakta.
Aku bahkan menjadi korban, karna tanpa sepengetahuanku.
Beberapa harta pemberiannya, diambilnya kembali untuk dijual dan membayar hutang.
Aku tidak terlihat sedikitpun dalam segala macam hutang yang dijanjikan ibuku.
Aku juga berani bersumpah, aku tidak pernah menerima sepenserpun dari pinjaman-pinjaman yang diajukan ibuku.
Karna itu, aku tidak bersedia bertanggung jawab dan menanggung apapun akibat yang muncul dari segala hutang ibu.