Pagi ini aku terbangun dan masih ingat mimpi apa aku barusan.
Kios di Jatikesuma saat kondisinya belum dibangun. ada banyak sekali sampah plastik dan debu.
Kondisinya kotor, seperti tak pernah disapu dan diujung dekat pembuangan ada aliran air sanyo yang bocor.
Seseorang memintaku menyumbat pipa itu dengan setungkul kayu, tapi entah siapa orang itu.
Mimpi itu, pengelihatan itu, dan semua kenangan di sana.
Seakan Mbah putri masih hidup. Dan seolah rumah itu masih dimiliki keluarga kami.
Rasanya seperti baru kemarin.
Aku masih membuka usaha dan tinggal di sana bersama keluarga kecilku.
Untuk sepersekiankalinya aku mengatakan jika mengingat itu.
Rasanya perih. Seperti Luka yang ditetesi air jeruk nipis dan ditaburi garam.
INgin menangis tapi air mata telah habis.
Dan sampai detik ini, tak ada satupun yang membahas itu denganku. Meminta maaf apalagi sampai menyatakan penyesalannya.
Welll, Tuhan tak pernah tidur.
Hidup terus berjalan dengan segala karma dan konsekuensinya.
Semoga seiring waktu semua luka akan terobati.