Entri Populer

Senin, 07 Juli 2014

Ari dan keanehan kisah ini

"enak benget duduk disini, serasa jadi raja dan ratu sehari 'ungkapku.
"iya, kamu tunggu aja waktunya, nanti juga akan tiba, saat kita jadi…" ari memegang tanganku, sekilas dia sempat menatap mataku

Hahaha, akupun tertawa
Kualihkan obrolanku ketika itu.
"malam ini penuh bintang ya"

**
Hey, ada yang tau aku dan ari sedang duduk dimana?
Ya, kami sedang duduk di pelaminan setelah acara resepsi pernikahan tetanggaku selesai.

Aneh. Aku dan ari baru bertemu 2 hari sebelum resepsi pernikahan ini digelar di depan rumahku. Ari adalah saudara dari mempelai wanita yang rumahnya tepat di samping kiri rumahku.
Aku ingat pandanganku tak berkedip sejak pertama kali aku berjumpa dengan ari. Entah kenapa cowok kulit hitam yang satu ini terlihat menarik.

Dan malam ini, tepat pukul 2 dinihari, resepsi sudah selesai. Tak ada lagi tamu, para undangan sudah habis berdatangan. Para keluarga sudah tertidur pulas karna capek seharian menyibukkan diri dalam acara ini.
Tapi tidak denganku dan ari. Saat beberapa kerabat masih duduk dan mengobrol, di bawah lampu sorot kami malah saling bercanda. Duduk di pelaminan sambil tertawa-tawa. Setelah seharian ini kami sudah cukup akrab.
Saat aku menjaga meja kue, sekalian menghabiskannya.
He he

Untuk pertama kalinya aku duduk di pelminan, dan itu ditemani seorang cowok asing bernama ari. Aku jadi teringat sebuah kata yang diucapkan… "bahwa jatuh cinta itu bisa terasa jauh lebih cepat daripata jatuhnya tetesan air hujan ke bumi"
Sepertinya ku sudah jatuh cinta dengan ari. Sejak pertama kali dia lewat di depan rumahku, sejak aku mulai memberanikan diri menyapanya. Dan menyadari kami punya beberapa kesamaan setelah ngobrol dengannya.

Raditya dika pernah bilang. Salah satu cara mengetahui apakah kita cocok dengan seseorang adalah merasakan seberapa cepat waktu yang berlalu ketika kita bersamanya. Jika waktu terasa semakin cepat, itu artinya kita memiliki kecocokan dengan orang itu.
Dan ya, itulah yang kurasakan ketika mengenal ari. Bahkan saat subuh hari hampir tiba kami masih duduk di depan rumahku dan mengobrol tentang banyak hal. Sepertinya ari juga menyukaiku.

Dan selang beberapa hari setelah acara resepsi pernikahan itu, aku dan ari semakin akrab.
Ibarat toples yang menemukan tutupnya, jika kami sudah bertemu, seakan sulit dipisah.

*hehe lebay ya pribahasanya, sebenarnya gak sebegitunya juga*

Dan tibalah saat mengungkapkan perasaan. Benar saja, dia ternyata suka sama aku. Dan kitapun jadian, sesimpel itu.

Anehnya, aku enggak pernah bisa mengatakan alasan apa yang membuatku mau pacaran sama ari. Jika masalah 'klop' atau cocok. Aku rasa teman temanku yang lain ada yang jauh lebih nyambung jika kuajak ngobrol. Dan jika karna fisik aku yakin tidak. Ari tidak begitu tampan, kulitnya juga gelap. Jauh dari kriteria cowok yang aku suka.
Tapi itulah yang tidak terfikirkan. Kenapa begitu mudah aku mau saja jadi pacarnya ari. Padahal selama ini aku adalah tipe cewek yang paling malas menjalin status dengan seseorang. Ditambah sifatku yang cuek, aku biasanya tidak begitu peduli pada perasaan yang menyangkut cinta.

**
Selang waktu berjalan. Hal aneh menimpaku.
Ketika itu aku melihat ari berjalan dengan seorang wanita. Yang cantik dan seksi. Aku tidak cemburu. Tapi lebih ke penasaran.
Siapa wanita itu?

Dan eh ternyata itu adiknya ari yang telah hamil lima bulan tanpa suami.

Apah?

Suddenly, im afraid from her family.
My mother said, if ari father, have kill someone just simply mistake.

Akupun putus dengan ari setelahnya.


Aneh sekali :/