"enak benget duduk disini, serasa jadi
raja dan ratu sehari 'ungkapku.
"iya, kamu tunggu aja waktunya, nanti
juga akan tiba, saat kita jadi…" ari memegang tanganku, sekilas dia sempat
menatap mataku
Hahaha, akupun tertawa
Kualihkan obrolanku ketika itu.
"malam ini penuh bintang ya"
**
Hey, ada yang tau aku dan ari sedang duduk
dimana?
Ya, kami sedang duduk di pelaminan setelah
acara resepsi pernikahan tetanggaku selesai.
Aneh. Aku dan ari baru bertemu 2 hari
sebelum resepsi pernikahan ini digelar di depan rumahku. Ari adalah saudara
dari mempelai wanita yang rumahnya tepat di samping kiri rumahku.
Aku ingat pandanganku tak berkedip sejak
pertama kali aku berjumpa dengan ari. Entah kenapa cowok kulit hitam yang satu
ini terlihat menarik.
Dan malam ini, tepat pukul 2 dinihari,
resepsi sudah selesai. Tak ada lagi tamu, para undangan sudah habis
berdatangan. Para keluarga sudah tertidur pulas karna capek seharian
menyibukkan diri dalam acara ini.
Tapi tidak denganku dan ari. Saat beberapa
kerabat masih duduk dan mengobrol, di bawah lampu sorot kami malah saling
bercanda. Duduk di pelaminan sambil tertawa-tawa. Setelah seharian ini kami
sudah cukup akrab.
Saat aku menjaga meja kue, sekalian
menghabiskannya.
He he
Untuk pertama kalinya aku duduk di
pelminan, dan itu ditemani seorang cowok asing bernama ari. Aku jadi teringat
sebuah kata yang diucapkan… "bahwa jatuh cinta itu bisa terasa jauh lebih
cepat daripata jatuhnya tetesan air hujan ke bumi"
Sepertinya ku sudah jatuh cinta dengan ari.
Sejak pertama kali dia lewat di depan rumahku, sejak aku mulai memberanikan
diri menyapanya. Dan menyadari kami punya beberapa kesamaan setelah ngobrol
dengannya.
Raditya dika pernah bilang. Salah satu cara
mengetahui apakah kita cocok dengan seseorang adalah merasakan seberapa cepat
waktu yang berlalu ketika kita bersamanya. Jika waktu terasa semakin cepat, itu
artinya kita memiliki kecocokan dengan orang itu.
Dan ya, itulah yang kurasakan ketika
mengenal ari. Bahkan saat subuh hari hampir tiba kami masih duduk di depan
rumahku dan mengobrol tentang banyak hal. Sepertinya ari juga menyukaiku.
Dan selang beberapa hari setelah acara
resepsi pernikahan itu, aku dan ari semakin akrab.
Ibarat toples yang menemukan tutupnya, jika
kami sudah bertemu, seakan sulit dipisah.
*hehe lebay ya pribahasanya, sebenarnya gak
sebegitunya juga*
Dan tibalah saat mengungkapkan perasaan.
Benar saja, dia ternyata suka sama aku. Dan kitapun jadian, sesimpel itu.
Anehnya, aku enggak pernah bisa mengatakan alasan
apa yang membuatku mau pacaran sama ari. Jika masalah 'klop' atau cocok. Aku
rasa teman temanku yang lain ada yang jauh lebih nyambung jika kuajak ngobrol.
Dan jika karna fisik aku yakin tidak. Ari tidak begitu tampan, kulitnya juga
gelap. Jauh dari kriteria cowok yang aku suka.
Tapi itulah yang tidak terfikirkan. Kenapa
begitu mudah aku mau saja jadi pacarnya ari. Padahal selama ini aku adalah tipe
cewek yang paling malas menjalin status dengan seseorang. Ditambah sifatku yang
cuek, aku biasanya tidak begitu peduli pada perasaan yang menyangkut cinta.
**
Selang waktu berjalan. Hal aneh menimpaku.
Ketika itu aku melihat ari berjalan dengan
seorang wanita. Yang cantik dan seksi. Aku tidak cemburu. Tapi lebih ke
penasaran.
Siapa wanita itu?
Dan eh ternyata itu adiknya ari yang telah
hamil lima bulan tanpa suami.
Apah?
Suddenly, im afraid from her family.
My mother said, if ari father, have kill
someone just simply mistake.
Akupun putus dengan ari setelahnya.
Aneh sekali :/