Entri Populer

Kamis, 18 April 2024

Kerja atau dirumah saja

 Aku kepikiran..

Suamiku minta aku kerja agar bisa nabung dan beli rumah. well, di satu sisi setuju -kalau nabung bisa beli rumah-, tapi di sisi lain suamiku itu tidak memahami posisiku.

Kerjaan rumah yang sama sekali tak pernah dia sentuh, semua itu aku sendiri yang mengerjakan.
Aku bahkan tak punya waktu istirahat ketika aku sakit.
Anak balita kami, yang meskipun masih satu,  mulai dia melek mata sampai pejamkan mata kembali di malam hari, aku juga yang menjaga dan mengurus tanpa ada support dari suami.

Ditambah lagi ketika dia pulang kerja, dan merasa karna dia yang nyari duit, maka dirinyalah yang paling berjasa dan capek dalam rumah tangga ini.

Hah...
Udah kondisinya begini, aku masih harus mijitin badannya, ngambilin makan dan minumnya, sampai melayani Nafsunya di ranjang.

Bukannya aku tak iklas, tapi Kalau aku terus yang melayani dia, lalu yang melayani aku siapa ?

Kadang pengen ngomong dengan lantang, Apa masih layak suami seperti itu meminta istrinya untuk kerja ikut cari nafkah juga.
Tapi jika bicara dengannya, aku akan kalah dengan suaranya yang keras, dan juga keegoisannya.
Apalagi jika ujung-ujungnya malah berdebat dan aku akan mengalah dengan air mata diam2 jatuh.

Lelah!!

Selama menikah dengannya bukan aku tak pernah kerja, bantu cari nafkah juga.
Tapi yang ada ujung-ujungnya rumah berantakan, capekku berkali-kali lipat karna kerjaan di luar dan drumah tak pernah ada ujungnya.
Sampai akhirnya kami bertengkar dan ya.... (cerita menjadi lebih rumit)

Menitipkan anak pada saudara juga bukan menjadi solusi. Karna menitip juga kan bukan gratis. Kondisi anak juga jadi tak terpantau. Di tangan sendiri aja masih suka 'khilaf' menghadapi anak. Bagaimana di tangan orang lain ?

Sebenarnya jika aku memang mau memutuskan untuk bekerja, tanpa diminta juga aku akan dengan senang hati bekerja.
Tapi dengan syarat bebaskan aku dari pekerjaan rumah. Mulai dari memasak, mencuci dan beberes.

Lagipula untuk apa aku punya suami jika aku mampu bekerja.
suami yang hanya menambah lelah hati dan pikiranku saja.

Jika aku mampu menafkahi anak dan diriku, apa lagi gunanya suami. Karna fungsi dia satu-satunya dihidupku hanya memberi nafkah saja.
Lebih dari itu aku bisa sendiri. bahkan mungkin malah lebih baik tanpanya.


Hmmm...